Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Mantan Menteri Israel Peringatkan Negaranya soal Pembersihan Etnis di Gaza

Erha Aprili Ramadhoni , Jurnalis-Senin, 02 Desember 2024 |13:13 WIB
Mantan Menteri Israel Peringatkan Negaranya soal Pembersihan Etnis di Gaza
Mantan Menteri Israel Peringatkan Negaranya soal Pembersihan Etnis di Gaza (Reuters)
A
A
A

YERUSALEM - Mantan Menteri Pertahanan Israel, Moshe Yaalon menuduh Israel melakukan kejahatan perang dan pembersihan etnis di Jalur Gaza, Palestina.

Mantan jenderal yang beraliran garis keras ini mengatakan kepada media Israel, kelompok garis keras di kabinet sayap kanan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu ingin mengusir warga Palestina dari Gaza Utara. Israel ingin membangun kembali permukiman Yahudi di sana.

"Saya terpaksa memperingatkan tentang apa yang terjadi di sana dan yang disembunyikan dari kita," kata Yaalon kepada penyiar publik Israel Kan pada hari Minggu, melansir Reuters, Senin (2/12/2024). 

"Pada akhirnya, kejahatan perang sedang dilakukan," ujarnya.

Yaalon adalah mantan Kepala Staf Angkatan Darat yang menjabat sebagai Menteri Pertahanan di bawah Netanyahu dari 2013-16. Ia telah menjadi kritikus keras perdana menteri sejak saat itu.

Partai Likud yang dipimpin Netanyahu menuduhnya menyebarkan "fitnah dan kebohongan". Sementara Menteri Luar Negeri Gideon Sa'ar, kepala partai sayap kanan kecil, mengatakan tuduhannya tidak berdasar.

"Semua yang dilakukan Israel sesuai dengan hukum internasional dan sangat disayangkan bahwa mantan menteri Yaalon tidak menyadari kerusakan yang telah dilakukannya dan menarik kembali pernyataannya," katanya dalam sebuah konferensi yang diselenggarakan oleh surat kabar Israel Today.

Bulan lalu Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Netanyahu dan mantan kepala pertahanannya Yoav Gallant atas dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan dalam konflik Gaza.

Netanyahu dan Gallant sama-sama menolak tuduhan tersebut. Namun,  dalam wawancara terpisah dengan Democrat TV pada hari Sabtu, Yaalon memperingatkan bahwa negara itu berada di persimpangan jalan dengan pemerintah yang ingin "menaklukkan, mencaplok, melakukan pembersihan etnis".

 

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement