Dukungan ini muncul setelah penelitian menunjukkan produk tersebut memiliki risiko yang lebih rendah dibandingkan rokok konvensional.
Berkat kebijakan tersebut, survei dari Kementerian Kesehatan Jepang menunjukkan penurunan angka perokok pada 2022. Jumlah perokok pria menurun 3,4 poin menjadi 25,4%, sementara perokok wanita turun 1,1 poin menjadi 7,7%.
"Kita juga memerlukan kebijakan dalam bidang kesehatan yang rasional dan proporsional. Kita harus mempromosikan alat baru (tembakau yang dipanaskan) ini untuk menurunkan jumlah perokok dan beban biaya kesehatan di Indonesia," pungkasnya.
(Arief Setyadi )