JAKARTA - Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) DKI Jakarta Brigjen Pol Nurhadi Yuwono memprediksi wilayah Jakarta masih menjadi lokasi rawan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika pada 2025. Hal itu ia ungkapkan bedasarkan analisis intelijen BNNP DKI Jakarta.
Nurhadi menyebut, faktor ekonomi yang mendorong masyarakat terjerumus menggunakan atau mengedarkan barang haram tersebut.
"Prediksi peredaran kasus narkotika di DKI Jakarta tahun 2025 cenderung akan tetap meningkat dikarenakan faktor ekonomi," kata Nurhadi dalam konferensi pers di kantor BNNP DKI Jakarta, Senin (30/12/2024).
Dia menejelaskan, faktor ekonomi tersebut membuat masyarakat Jakarta mencari jalan pintas untuk mendapatkan uang yang besar dengan mengedarkan narkotika.
"Ini akan berpengaruh besar kepada cara masyarakat di dalam mencari pendapatan akan ada tren mengambil Jalan singkat untuk memenuhi kebutuhan ekonomi sebagai pengedar atau kurir," ucapnya.
Di sisi lain, dalam kesempatan ini dia juga menyampaikan capai jajaran dalam rangka memerangi narkotika di wilayah DKI Jakarta. Sepanjang tahun 2024, pihaknya telah mengungkapkan 21 kasus peredaran Narkotika di wilayah DKI Jakarta.
BNNP DKI Jakarta juga mengamankan barang bukti sebanyak 2.790,8 gram (2,7 Kg) sabu, lalu 32.706,59 gram (32,7 Kg) ganja dan 236 butir ekstasi.
"Dari 21 tersangka, terdapat 2 orang DPO dari kasus sebelumnya. 1 tersangka merupakan DPO kasus pada tahun 2024 dan merupakan Napi yang berada di dalam Lapas Tangerang serta 1 (satu) tersangka merupakan DPO kasus tahun 2023 yang berhasil melarikan diri," tuturnya.
(Arief Setyadi )