SEOUL – Kecelakaan pesawat Jeju Air di yang menewaskan 179 orang di Bandara Muan, Korea Selatan telah mendorong pemeriksaan besar-besaran terkait keselamatan operasi penerbangan di Negeri Ginseng tersebut. Perintah pemeriksaan itu diumumkan langsung oleh Penjabat Presiden Korea Selatan Choi Sang-mok sementara penyelidik terus bekerja untuk mengidentifikasi para korban yang tewas.
Sejumlah informasi terkait kecelakaan ini telah disampaikan dan diumumkan oleh media. Namun, masih banyak juga pertanyaan yang perlu dijawab seputar bencana penerbangan paling mematikan di Korea Selatan tersebut.
Berikut beberapa fakta terkait kecelakaan pesawat Jeju Air di Bandara Internasional Muan, sebagaimana dilansir dari berbagai sumber.
Pesawat Jeju Air 7C2216 melakukan perjalanan dari Bangkok, Thailand, menuju ke Korea Selatan dengan membawa 176 penumpang dan 5 awak. Pesawat ini keluar dari landasan pacu, sebelum menabrak dinding dan meledak saat mendarat di Bandara Internsional Muan, barat daya Korea Selatan pada Minggu, (29/12/2024) pagi, menewaskan 179 orang di dalamnya.
Diketahui, dua awak pesawat berhasil diselamatkan dan saat ini tengah dirawat di rumah sakit dengan luka-luka sedang hingga parah. Keduanya duduk di bagian belakang pesawat, satu-satunya bagian yang masih dapat dikenali, saat kecelakaan terjadi.
Rekaman video yang menunjukkan saat-saat terjadinya kecelakaan memperlihatkan bahwa pesawat Boeing 737-800 tersebut meluncur di landasan tanpa roda pendaratan sebelum menghantam dinding dan menimbulkan ledakan api dan puing-puing.
Tak terlihatnya roda pendaratan saat kejadian menimbulkan pertanyaan dari para pakar, terutama karena dalam video tersebut pesawat terlihat melaju dengan sangat cepat, tidak seperti pesawat yang berusaha mendarat.