"Kecewa juga sama itu anak, kok bisa begitu karena di sini kalau habis pengajian dia (anak terduga pelaku) sering bantu-bantu bikin teh. Padahal, tiap hari dia main bareng, biasanya kan kalau main ramai-ramai, cuma sama siapa-siapanya enggak tau juga," jelasnya.
Dia menambahkan, saat kejadian di Masjidnya itu sedang tak ada pengajian lantaran guru ngaji yang biasa mengajar anak-anak di Masjid tersebut tengah berdua. Alhasil, area Masjid memang lebih sepi dibandingkan biasanya, yang mana biasanya kerap ada pengajian di waktu sore hari.
"Biasanya ada pengajian anak-anak di atas, cuma lagi libur karena gurunya lagi dukacita, jadi diliburkan dahulu. Sepi, tapi kan kadang-kadang orang galon suka Salat, ada saja yang sholat tiap hari. Nah kalau suara teriak-teriak enggak tahu ya, saya tiap hari di rumah sih enggak kedengeran apaan (saat kejadian dugaan pelecehan terjadi)," katanya.
(Puteranegara Batubara)