Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Peringatan Dini untuk Papua, NTB dan NTT soal Cuaca Ekstrem: Waspada Banjir Bandang dan Longsor!

Ari Sandita Murti , Jurnalis-Minggu, 02 Februari 2025 |04:01 WIB
Peringatan Dini untuk Papua, NTB dan NTT soal Cuaca Ekstrem: Waspada Banjir Bandang dan Longsor!
Ilustrasi
A
A
A

JAKARTA - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebutkan, wilayah Indonesia, khususnya di bagian Timur berpotensi terjadi hujan ekstren dan angin kencang disertai kilat dan petir selama sepekan ke depan. Maka itu, antisipasi banjir bandang hingga tanah longsor pun harus diperhatikan pemerintah setempat dan masyarakat.

"Imbauan yang perlu kami sampaikan, agar pemerintah daerah bersama pihak terkait dan masyarakat diminta tuk siap siaga menghadapi potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor," ujarnya dalam konferensi pers yang digelar secara daring, Sabtu (1/2/2025).

Menurutnya, pada sepekan ke depan atau 2-7 Februari 2025 mendatang, berpotensi terjadinya peningkatan curah hujan, mulai dari hujan lebat hingga ekstrem di wilayah Indonesia, seperti Papua, NTT, NTB, Yogyakarta, Jawa Barat, Kalimantan Utara, Maluku Utara, dan Jambi. 

Puncak musim hujan di bulan Januari-Februari 2025 ini tak lepas dari pengaruh pengaruh Monsun atau angin yang bertiup dari arah benua Asia yang semakin menguat intensitasnya, disertai La Nina Lemah ke Indonesia, yang mana hal itu diprediksi berlangsung hingga bulan Maret-April 2025 mendatang.

Maka itu, kata dia, diperlukan tindakan yang perlu dilakukan tuk antisipasi banjir dan banjir bandang. Apabila masyarakat melihat awan mulai menggelap, terutama awan-awan yang berada di arah gunung atau diatas gunung diminta untuk meninggalkan kawasan lembah dan bantaran sungai.

"Misal kita tinggal di bantaran sungai tapi tak di gunung, di dataran rendah, kita melihat ke arah gunung itu awannya sudah mulai gelap, di tempat kita berada itu masih cuaca cerah, awan masih putih, tapi di hulu di gunung gelap apalagi menggumpal membumbung tinggi segera saja tinggalkan lembah dan bantaran sungai," tuturnya.

"Menjauh dari lembah dan bantaran sungai sampai beberapa kilometer, katakanlah lebih dari 2 kilometer karena hujan lebat yang sedang terjadi di hulu ditandai dengan awan hitam tadi itu dapat menjadi banjir bandang menyentor ke arah hilir tempat kita berada dimana cuacanya cerah, dan kecepatannya sangat tinggi seperti di flash yah membawa batu-batu pasir lumpur kayu dan dapat meluap dari sungai," terang Dwikorita lagi.

 

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement