JAKARTA - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar menghadiri penutupan Musyawarah Nasional (Munas) Himpunan Alumni Santri Lirboyo (Himasal) ke-V dan Lembaga Ittihadul Mubalighin Aly (LIM) ke-II. Acara itu digelar di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur.
Muhaimin mengaku bangga atas peran besar alumni Lirboyo, yang bukan hanya menjadi santri, tetapi telah berperan menjadi ujung tombak perjuangan Islam Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja).
"Alumni-alumni pondok pesantren, wabilkhusus alumni HIMASAL amat sangat luar biasa menjadi bagian ujung tombak dari perjuangan Aswaja, perjuangan NU, perjuangan Islam,”ujarnya Minggu (9/2/2025).
“Tugas utama alumni tentu mendorong agar umat Islam, khususnya warga Aswaja bisa menjadi subjek bukan objek,"sambungnya.
Cak Imin -- panggilan akrabnya -- menyatakan jika 50 orang terkaya di Indonesia menguasai 75 persen total aset bangsa. Sementara sebanyak 50 persen dari total penduduk Indonesia tidak memiliki aset dan semakin hari semakin miskin.
"Itu keadaan (Indonesia) yang disampaikan Presiden (Prabowo Subianto), dan beliau perintahkan kepada seluruh menterinya untun menjadi fokus kerja kita,”ujar Cak Imin.
“Kerjaan ini tentu tidak ringan, harus melibatkan semua pihak. Dan saya yakin alumni-alumni yang menjadi kiai yang menjadi pengusaha di berbagai bidang Insya Allah tidak akan putus tanggung jawab peduli kepada negara dan bangsa," lanjutnya.
Menteri Koordinator bidang Pemberdayaan Masyarakat ini meyakini HIMASAL di bawah kepemimpinan Kiai Abdullah Kafabihi Mahrus Ali akan terus berkiprah bukan hanya mencetak santri yang alim, tapi juga mencetak santri yang kelak menjadi subjek.
"(Santri yang) menjadi ujung tombak dari seluruh perubahan, bukan menjadi korban dari perubahan. Inilah cita-cita kita semua," tuturnya.
Dia juga mengajak seluruh santri dan alumni untuk aktif berdakwah melalui media sosial. Media sosial di mata Cak Imin adalah wujud dari perubahan yang tidak bisa dielakkan.
"Sekarang instagram kalah dengan tiktok. Facebook tidak ada apa-apanya dibanding tiktok. Dan ini perlu peran HIMASAL untuk turut andil mengendalikan, memasukkan konten-konten dakwah positif agar tercipta baldatun thoyyibatun wa robban gafur," pungkasnya.
(Fahmi Firdaus )