Wafid menjelaskan, sebagai konsekuensinya telah meningkatkan pula aktivitas hembusan dan letusan atau erupsi untuk melepaskan akumulasi dari tekanan fluida tersebut. Sesuai dengan sejarahnya bahwa erupsi dapat terjadi dengan mengeluarkan suara dentuman maupun gemuruh yang dapat terdengar oleh masyarakat disekitarnya dan hal seperti ini merupakan sesuatu yang biasa pada suatu gunungapi yang sedang erupsi.
“Berdasarkan data-data pemantauan terkini (visual dan instrumental) menunjukkan bahwa aktivitas Gunung Marapi masih tinggi,” tegas Wafid.
Ia menjelaskan, data variasi kecepatan seismik dan koherensi masih rendah yang mengindikasikan bahwa tekanan (stress) pada tubuh gunungapi masih tinggi dan kondisi medium di dekat permukaan gunungapi belum stabil.
“Oleh karena itu potensi terjadinya letusan atau erupsi masih tetap ada yang dapat terjadi sewaktu-waktu sebagai bentuk pelepasan dari akumulasi tekanan (energi) dengan potensi bahaya dari lontaran material letusan diperkirakan masih berada di dalam wilayah radius 3 km dari pusat aktivitas (Kawah Verbeek) Gunung Marapi,” imbaunya.
(Arief Setyadi )