Hasan menyayangkan karena selama ini sebagian besar sumber daya alam Indonesia diekspor secara mentah, sehingga nilai tambah dan keuntungannya tidak maksimal dinikmati oleh Bangsa Indonesia sendiri.
“Danantara nanti akan membiaya sendiri bidang industri strategis, antara lain untuk hilirisasi nikel, kobal, untuk mengembangkan kecerdasan buatan, untuk pembuatan kilang-kilang minyak dan industri pendukungnya, yang akan menopang bangsa Indonesia melompat sebagai negara maju dengan pertumbuhan ekonomi 8 persen,” katanya.
Peluncuran Danantara merupakan hadiah ulang tahun ke-80 Indonesia yang jatuh tahun ini. Hadirnya Danantara, maka kekayaan dan kekuatan Badan Usaha Milik Negara dikonsolidasikan dalam satu entitas badan pengelola investasi.
Danantara akan mengelola aset Indonesia mencapai Rp14 ribu triliun. Setidaknya menjadikan lembaga ini bukan sekadar lembaga pengelola investasi, namun menjadi instrumen pendorong pembangunan tercapainya cita-cita Indonesia Emas 2045, negara yang maju dengan kesejahteraan merata.
“Hilirisasi adalah penunjang kemajuan, ini instrumen percepatan pembangunan yang banyaknya atau titik beratnya ada pada sektor hilirisasi,” pungkasnya.
(Arief Setyadi )