Mereka menuntut agar sang raja menepati janjinya dulu-yang dibuat secara terburu-buru untuk memberikan separuh kerajaan kepadanya jika Wijaya naik tahta. Namun Raden Wijaya merasa sangat keberatan harus memecah kerajaan dan membiarkannya terbuka bagi serangan pihak luar.
Namun, Raden Wijaya adalah seorang yang setia pada janjinya dan mengasihi ayah yang baru saja kehilangan anaknya itu. Karena alasan-alasan inilah, ia mengeluarkan prasasti Panggungan (1296), yang menyerahkan daerah Timur kerajaan, beserta sebagian besar urusan-urusan administrasinya ke tangan Arya Wiraraja.
Sementara selebihnya, termasuk ibu kota Majapahit, tetap di bawah kendali sang raja. Namun, prasasti tersebut juga menegaskan posisi Raden Wijaya sebagai pimpinan resmi seantero kerajaan dan menekankan kedudukan Nambi sebagai Mahapatih Majapahit, serta memuji kehandalannya.
(Angkasa Yudhistira)