KABUPATEN BEKASI – Banjir melanda 51 desa dari 16 kecamatan di wilayah Kabupaten Bekasi, hingga Rabu (5/3/2025). Bencana ini berdampak ke 61.648 jiwa dan 48.207 orang terpaksa mengungsi di 14 titik pengungsian.
Bupati Bekasi Ade Kuswara Kunang mengungkapkan bahwa, berdasarkan data BPBD Kabupaten Bekasi menjadi wilayah yang paling parah terdampak banjir. Di antaranya adalah Desa Sukamekar, Desa Buni Bakti, Desa Kedung Pengawas, serta beberapa desa di Kecamatan Cikarang Selatan, Setu, dan Cibarusah.
“Ada hikmahnya dari musibah ini. Kita jadi tahu ada rumah warga yang sudah tidak layak pakai. Ini akan masuk dalam program 100 hari kerja untuk perbaikan rumah tidak layak huni (rutilahu),” kata Ade usai tinjau lokasi banjir di Kampung Ranca Iga, Desa Cipayung, Cikarang Timur.
Ade juga memastikan status tanggap darurat sudah dinaikkan usai banjir di wilayahnya,. Sehingga anggaran bisa segera dialokasikan untuk memberikan bantuan kepada warga yang terdampak. “Dengan status ini, anggaran bisa langsung disalurkan kepada warga yang membutuhkan,” tegasnya.
Untuk memenuhi kebutuhan warga terdampak, kata Ade, Pemkab Bekasi telah menggerakkan dapur umum dan meningkatkan patroli keamanan di lokasi pengungsian, terutama bagi ibu hamil dan balita yang membutuhkan perhatian khusus. Selain itu, distribusi bantuan akan lebih efektif dengan sistem pengantaran langsung ke rumah warga yang kesulitan mengakses posko bantuan.
“Jika ada warga yang kesulitan, kita akan distribusikan door-to-door,” ungkapnya.