Tahun lalu, negara itu juga mulai membangun "pangkalan angkatan laut modern" baru yang dirancang untuk menampung kapal perang dan kapal selam yang lebih besar dan lebih canggih yang diharapkan akan mulai beroperasi dalam beberapa tahun mendatang.
Moon Keun-sik, seorang ahli kapal selam Korea Selatan, mengatakan kepada AP bahwa kapal selam yang baru diungkap itu tampaknya merupakan kapal seberat 6.000 ton atau 7.000 ton yang mampu membawa sekira sepuluh rudal.
Ia menyarankan bahwa penggunaan istilah 'rudal berpemandu strategis' dalam deskripsi kapal selam kemungkinan menunjukkan bahwa kapal itu dirancang untuk membawa senjata berkemampuan nuklir. Jika dikerahkan, ia mengklaim, itu "akan benar-benar mengancam (Korea Selatan) dan AS", demikian dilansir RT.
Kunjungan Kim ke galangan kapal itu dilakukan beberapa hari sebelum latihan militer tahunan antara AS dan Korea Selatan, yang akan dimulai pada Senin, (10/3/2025). Pyongyang telah berulang kali mengecam latihan tersebut, menganggapnya sebagai latihan untuk invasi.
Selama lawatannya, Kim menyoroti pentingnya memodernisasi angkatan laut Korea Utara, dan menggambarkan kapal perangnya – baik yang ada di permukaan maupun di bawah air – sebagai pencegah penting terhadap apa yang disebutnya sebagai “diplomasi kapal perang yang tak kenal ampun dari pasukan musuh.”
(Rahman Asmardika)