Lemahnya sistem hukum, kata Faisol, telah mencoreng nama baik Indonesia di mata internasional. Menurutnya, terlalu banyak kasus yang melibatkan para penegak hukum.
"Di tingkat internasional, peringkat kita dalam penegakan hukum pun turun. Karena itu harus diingatkan, hukum jangan bisa dibeli,” tuturnya.
Faisol menambahkan, hukum seharusnya berlaku adil tanpa memihak. Ia menyesalkan ketimpangan perlakuan hukum yang sering terjadi antara rakyat kecil dan elite berkuasa.
"Kasihan kalau pencuri ayam dipukuli habis-habisan, sementara koruptor triliunan cuma dapat hukuman ringan dan remisi tiap tahun. Itu menciderai rasa keadilan rakyat,” imbuhnya.
Faisol mengingatkan bahwa keadilan harus ditegakkan tanpa kompromi, sebagaimana diajarkan Nabi Muhammad SAW. Ia merujuk pada kisah ketika Nabi menolak memberikan perlakuan istimewa kepada kerabatnya yang bersalah.
“Waktu ada kasus dari Bani Mahzum, keluarga terhormat, ada yang minta Nabi kasih keringanan. Nabi geram. Beliau bersumpah, ‘Kalau Fatimah, anakku sendiri mencuri, akan kupotong tangannya.’ Ini bentuk keadilan Islam,” ujarnya.
Persia dan Romawi menjadi sejarah peradaban besar runtuh karena ketidakadilan. Ia pun menyerukan agar aparat penegak hukum segera bertindak tegas terhadap setiap bentuk pelanggaran.
(Arief Setyadi )