Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Lahir Terlilit Usus, Jabang Bayi Piyungan ini Menjelma Jadi Jenderal Kopassus Paling Dihormati

Zen Teguh , Jurnalis-Senin, 26 Mei 2025 |17:59 WIB
Lahir Terlilit Usus, Jabang Bayi Piyungan ini Menjelma Jadi Jenderal Kopassus Paling Dihormati
Jenderal TNI (Purn) Subagyo HS (kiri) dan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto semasa aktif di Kopassus. (Foto: IG Prabowo) Subianto
A
A
A

Rupanya Yakub khawatir jika suatu saat Bagyo lulus dan bertugas di kapal, dia tidak akan bisa salat dengan benar. Pikirnya, kapal tidak selalu berlayar ke barat sehingga orang tidak akan bisa salat menghadap kiblat. 

Karena awam, Yakub tidak paham ada kompas yang bisa menunjukkan arah. Alasan lainnya, dia khawatir Bagyo susah pulang ketika orang rumah membutuhkan karena kapal laut memakan waktu lama dalam perjalanan.

Subagyo akhirnya mendaftar sebagai taruna Akmil. Jalan hidup membawa remaja berbadan tegap ini lolos sebagai taruna. Dia diterima berdasarkan Surat Keputusan Menteri Utama Bidang Pertahanan No. Kep-08/I/1967. Setelah itu, dimulailah hari-hari keras nan melelahkan di Lembah Tidar, kawah candradimuka bagi taruna Angkatan Darat.

Prajurit Baret Merah Pengawal Soeharto

Lulus Akmil 1970, Subagyo selanjutnya ditempa di pasukan elite Baret Merah yang ketika itu masih bernama Komando Pasukan Sandhi Yudha atau Kopassandha (kini Kopassus). Berbagai penugasan dan jabatan pernah disandangnya. Pria berzodiak Gemini ini antara lain pernah menyandang status komandan peleton 1 Kompi 2 Parako Grup 2 Kopassandha hingga komandan detasemen tempur 13 Grup 1 Kopassandha (saat berpangkat letkol).

Berbagai operasi tempur pernah dijalani. Namun paling monumental ketika terpilih sebagai prajurit yang ditugaskan dalam Operasi Woyla, sebuah operasi militer untuk membebaskan penumpang pesawat Garuda Indonesia Penerbangan 206 yang dibajak kelompok teroris Komando Jihad pada 28 Maret 1981. 

“Tiga perwira menengah dari Mako Kopassandha yaitu Letkol Sintong Panjaitan sebagai komandan tim antiteror, Mayor Sunarto dan Mayor Isnoor. Tiga orang dari Grup 1/Parako yaitu Mayor Subagyo HS dan dua lainnya,” kata Hendro Subroto dalam ‘Sintong Panjaitan, Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando’.

 

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement