Sementara itu, Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik, dan Persandian Muna Barat, Al Rahman, membantah semua tudingan keluarga pasien dalam video viral tersebut. Ia menjelaskan bahwa pihak RSUD telah menjalankan tugas sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP).
“Pihak rumah sakit telah bekerja dengan baik melayani pasien. Rujukan pasien tidak bisa dilakukan sembarangan, melainkan harus mengikuti mekanisme yang ada,” ungkap Al Rahman.
Al Rahman menambahkan, salah satu mekanisme merujuk pasien adalah pihak RSUD Muna Barat harus terlebih dahulu menghubungi rumah sakit rujukan di Kota Kendari. “Setelah ada persetujuan dari rumah sakit yang dituju, maka dibuatkan keterangan rujukan. Bukan langsung dirujuk begitu saja. Jadi, pihak keluarga pasien yang tidak sabar dan tidak tahu mekanisme kerja rumah sakit,” jelasnya.
“Jadi, kalau ada klaim mengenai tidak tersedianya ambulans, tidak adanya bahan bakar, serta pelayanan yang tidak baik; itu tidak benar,” imbuhnya.
Selain itu, kata Al Rahman, pasien juga sudah diperiksa oleh petugas medis. Berdasarkan hasil pemeriksaan, pasien tidak dalam keadaan kritis.
“Pasien pun pada akhirnya diantar menggunakan ambulans RSUD ke Pelabuhan Tondasi untuk menuju ke Kota Kendari,” pungkasnya.
(Arief Setyadi )