Ia menambahkan, potensi tekanan fiskal akibat kenaikan harga BBM, risiko konflik horizontal, hoaks sektarian, hingga radikalisasi menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah. Kebijakan pemerintah perlu memperkuat kebijakan energi nasional dengan mempercepat transisi ke Energi Baru Terbarukan (EBT) dan memperluas impor dari negara non-Timur Tengah.
"Indonesia perlu tampil sebagai mediator netral di forum internasional seperti OKI, G20, dan PBB untuk mendorong gencatan senjata dan solusi dua negara (two-state solution). Salurkan bantuan kemanusiaan yang netral melalui mekanisme multilateral dan organisasi kemanusiaan lintas-negara," katanya.
Dalam menghadapi arus informasi, Henry mendorong pemerintah mengedukasi publik guna melawan hoaks perang dan narasi radikal di media sosial. Menurutnya, konflik Israel–Iran bukan sekadar isu regional, tapi krisis global yang menuntut kepemimpinan moral dan politik dari Indonesia.
“Indonesia harus tetap menjadi jangkar perdamaian dunia dan teladan dalam stabilitas kawasan. Sebagai mitra strategis pemerintah dan pengemban suara rakyat, serta siap menjadi garda depan dalam merespons krisis global demi kepentingan nasional Indonesia,” katanya.
(Arief Setyadi )