"Pelaku ini membawa perangkat yang sudah terinstal di dalam mobil, berjalan mengendarai mobil tersebut ke lokasi ramai atau padat, contohnya saat siang di pusat bisnis, perkantoran, mal, melalui alat ini dia akan memblasting pesan yang isinya berupa link phising," ujarnya.
Ia mengungkap, pesan yang seolah berasal dari bank tersebut intinya berisi agar calon korban mengecek perbankan miliknya di sebuah link lantas mengisi data diri berikut rekening hingga kartu kredit. Saat data korban masuk, pelaku yang ada di luar negeri pun mengambil alih keuangan milik korban dan mengurasnya.
"Pelaku melakukan perencanaan, terus kesepakatan semua di Malaysia. Jadi dia di Indonesia itu, dia mencari rental mobil sendiri, mencari tempat penginapan sendiri, terus dikirimkan alatnya di Indonesia, kemudian dia instal sendiri. Pelaku yang ada di luar negeri akan menggunakan segala informasi ini untuk mengambil alih akun perbankan milik korban," katanya.
(Arief Setyadi )