Seperti diketahui, netizen Brasil menyalahkan pemerintah Indonesia atas kematian Juliana Marina, pendaki yang terjatuh ke jurang sedalam ratusan meter di Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Musababnya, perempuan berusia 27 tahun itu tak kunjung dievakuasi hingga akhirnya meninggal dunia.
Kejadian ini tidak hanya menjadi sorotan dunia pendakian, tetapi juga memunculkan ketegangan di dunia maya, terutama setelah video drone yang menunjukkan Juliana masih hidup pasca-jatuh menjadi viral. Walhasil, hal ini memicu kemarahan netizen Basil atas lambatnya penyelamatan selama dua hari.
Yoyok mengatakan, kejadian ini harus menjadi peringatan semua pihak agar ada peningkatan pengawasan dan pengamanan, khususnya bagi wisata ekstrem seperti Gunung Rinjani.
Terlebih, insiden pendaki jatuh di Gunung Rinjani kembali terjadi hanya berselang beberapa hari setelah kejadian Juliana. Seorang pendaki asal Malaysia jatuh di jalur menuju Danau Segara Anak Rinjani, Jumat siang (27/6).
Turis Malaysia berinisial NAH itu terpeleset di jalur menuju Danau Segara Anak Rinjani dan langsung dievakuasi kemudian dilarikan ke Puskemas Senaru. Kondisinya kini dalam keadaan baik-baik saja.
"SOP bagi wisata ekstrem perlu dievaluasi betul-betul. Pengawasan harus ditingkatkan. Harus ada pemandu atau guide tour yang dinamakan porter. Pendamping tidak boleh meninggalkan siapapun sendirian," jelas Yoyok.