Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Waspada! Cuaca Ekstrem Intai Perairan Selat Sunda, Bali hingga Lombok

Binti Mufarida , Jurnalis-Sabtu, 05 Juli 2025 |10:38 WIB
Waspada! Cuaca Ekstrem Intai Perairan Selat Sunda, Bali hingga Lombok
Ilustrasi gelombang tinggi (Foto: Freepik)
A
A
A

JAKARTA - BMKG mengimbau masyarakat terutama di jalur penyeberangan antar-pulau agar mewaspadai cuaca ekstrem yang berpotensi memicu gelombang tinggi dan angin kencang. Cuaca ekstrem diperparah dengan fenomena angin timuran dalam sepekan terakhir.

"Cuaca ekstrem di laut, termasuk gelombang tinggi dan angin kencang, saat ini lebih dominan dipicu oleh penguatan angin timuran yang cukup kuat dalam sepekan terakhir," ujar Direktur Meteorologi Maritim BMKG, Eko Prasetyo, Sabtu (5/7/2025).

Eko mengungkapkan, wilayah perairan yang perlu diwaspadai antara lain Samudra Hindia selatan Jawa hingga Nusa Tenggara Timur (NTT), meliputi Selat Sunda bagian selatan; perairan selatan Pulau Jawa hingga Pulau Sumba. Kemudian, Selat Bali, Lombok, dan Alas bagian selatan; Laut Banda; dan Laut Arafuru.

Kondisi cuaca perairan Indonesia dalam sepekan terakhir, kata Eko, gelombang laut di berbagai wilayah perairan Indonesia terpantau berada pada kategori rendah hingga sedang (0.5 – 2.5 meter). Wilayah selatan Indonesia, khususnya yang terpapar langsung angin timuran, menunjukkan peningkatan signifikan dengan gelombang berkisar antara 1.25 – 2.5 meter.

"BMKG mengingatkan bahwa kondisi cuaca laut dapat berubah secara cepat, sehingga diperlukan kewaspadaan dari operator pelayaran, nelayan, dan masyarakat pesisir dalam merencanakan aktivitas di laut," ucapnya.

 

Eko meminta masyarakat khususnya operator kapal penyeberangan maupun nelayan agar memperhatikan informasi terkini cuaca perairan Indonesia sebelum melaut.

"BMKG secara aktif mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi apabila terdeteksi adanya perubahan kondisi laut yang signifikan atau ekstrem, serta menyampaikan informasi cuaca maritim rutin melalui laman resmi," ungkapnya.

Sebelumnya, cuaca ekstrem memicu KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam di Selat Bali. Pada pukul 00.15 Wita, Kamis 3 Juli 2025 muncul kode merah dari tim operator Pelabuhan Gilimanuk dan salah satu nahkoda kapal lain terhadap KMP Tunu Pratama Jaya meminta tolong karena mengalami kebocoran mesin kapal.

Sekitar pukul 00.19 WITA KMP Tunu Pratama Jaya dilaporkan mengalami black out alias insiden di tengah laut. Total ada 53 penumpang dalam manifes, dan 12 kru kapal yang bertugas. Kapal itu juga membawa 22 kendaraan berbagai macam jenis.

(Arief Setyadi )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement