Berdasarkan rata-rata suhu global pada Juni setiap tahunnya, menurut Layanan Perubahan Iklim Copernicus, bulan Juni tahun ini menjadi yang ketiga terpanas yang pernah tercatat, setelah bulan yang sama pada 2024 dan 2023.
Di Eropa Barat, suhu melonjak ke rekor tertinggi sepanjang bulan Juni, dengan sebagian besar wilayah mengalami "stres panas tingkat tinggi", yakni ketika suhu terasa 38 derajat Celsius atau lebih, menurut laporan Copernicus.
"Dalam dunia yang semakin panas, gelombang panas akan terjadi lebih sering, lebih intens, dan menjangkau lebih banyak penduduk di Eropa," ujar Samantha Burgess, pemimpin strategis iklim dari Copernicus.
Peneliti dari lembaga kesehatan Eropa melaporkan pada 2023, sekitar 61.000 orang diperkirakan meninggal akibat gelombang panas ekstrem di Eropa sepanjang 2022. Temuan ini menunjukkan bahwa kesiapsiagaan banyak negara terhadap bahaya suhu tinggi masih sangat lemah.
Lonjakan emisi gas rumah kaca, yang sebagian besar bersumber dari pembakaran bahan bakar fosil, telah menyebabkan suhu rata-rata planet meningkat seiring waktu. Akibatnya, ketika gelombang panas tiba, temperaturnya dapat menyentuh angka-angka ekstrem yang lebih tinggi daripada sebelumnya.
(Rahman Asmardika)