“Beberapa waktu lalu, kakak sempat bilang kakinya sakit karena diabetes. Ia ingin pulang, tapi tidak punya cukup uang untuk membeli tiket. Keinginan itu akhirnya hanya tinggal harapan,” ucap Apandi.
Jenazah Tasmi, menurut keterangan keluarga, ditemukan di tempat kos dan kemudian dibawa ke salah satu rumah sakit di Kuala Lumpur. Namun, hingga kini, proses pemulangannya ke Indonesia belum juga terlaksana karena keterbatasan biaya dan status keimigrasian almarhumah.
Dengan kondisi tersebut, Apandi berharap adanya perhatian dan bantuan dari pemerintah, baik pusat maupun daerah, agar jenazah sang kakak bisa segera dipulangkan dan dimakamkan secara layak di kampung halaman.
“Saya mohon kepada Presiden Prabowo, Kementerian Luar Negeri, dan semua pihak terkait agar membantu proses pemulangan jenazah kakak saya. Kami tak punya siapa-siapa lagi, hanya tinggal saya dan kakak. Dua saudara kami yang lain sudah meninggal dunia,” pungkasnya.
(Fetra Hariandja)