Terakhir, pantauan visual letusan gunung terjadi pukul 13.49 WIB, tapi visualisasi letusan abu vulkanik tak terpantau karena tertutup kabut tebal di puncak gunung. Aktivitas ini memang menjadi keseharian gunung api di perbatasan Malang–Lumajang.
Menurutnya, sepanjang hari Senin, 14 Juli 2025, sejak pukul 00.00 hingga pukul 24.00 WIB terjadi 36 kali gempa letusan atau erupsi dengan amplitudo 11–22 mm dan lama gempa 59–243 detik. Kemudian terjadi tiga kali gempa guguran dengan amplitudo 3–4 mm dan lama gempa 82–132 detik.
"Terjadi empat kali gempa hembusan dengan amplitudo 5–6 mm dan lama gempa 57–101 detik. Terjadi dua kali gempa harmonik dengan amplitudo 6–8 mm dan lama gempa 75–642 detik," kata dia.
Liswanto menambahkan, ada aktivitas gempa vulkanik dalam sebanyak tujuh kali yang dicatat pihaknya, di mana gempa ini memiliki kekuatan amplitudo 15–25 mm, S-P 2–3 detik dan lama gempa 11–25 detik.
"Terjadi lima kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 8–19 mm, S-P 11–28 detik, dan lama gempa 36–75 detik. Kesimpulannya, aktivitas Gunung Semeru berada di Level II (Waspada)," tegasnya.
Masyarakat diminta tidak melakukan aktivitas apa pun di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan sejauh 8 kilometer dari puncak atau pusat erupsi. Di luar jarak tersebut, masyarakat diminta tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai atau sempadan sungai di sepanjang Besuk Kobokan,