KANADA - Kanada bakal mengakui negara Palestina pada sidang Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) September 2025. Hal itu disampaikan Perdana Menteri Mark Carney pada Rabu 30 Juli 2025.
Dukungan tersebut menambah tekanan pada pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu seiring krisis kemanusiaan di Gaza semakin dalam.
Pengumuman ini muncul setelah Prancis pekan lalu menyatakan akan mengakui negara Palestina, dan sehari setelah Inggris menyatakan akan mengakui negara tersebut di PBB jika pertempuran di Gaza, bagian dari wilayah Palestina yang diduduki Israel, belum berakhir.
"Kami bekerja sama dengan pihak lain, untuk menjaga kemungkinan solusi dua negara, untuk tidak membiarkan fakta di lapangan, kematian di lapangan, permukiman di lapangan, perampasan di lapangan, mencapai titik yang mustahil," kata Carney melansir Reuters.
Ia mengatakan langkah yang direncanakan tersebut didasarkan pada komitmen Otoritas Palestina terhadap reformasi, termasuk komitmen untuk mereformasi tata kelolanya dan menyelenggarakan pemilihan umum pada 2026 di mana Hamas tidak dapat berperan.
Pengumuman oleh beberapa sekutu terdekat Israel mencerminkan kemarahan internasional yang semakin meningkat atas krisis kemanusiaan yang mengerikan di Gaza. Sebuah lembaga pemantau kelaparan global telah memperingatkan bahwa skenario terburuk kelaparan sedang terjadi di wilayah kantong tersebut.
Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan tujuh kematian lagi akibat kelaparan pada Rabu, termasuk seorang anak perempuan berusia dua tahun dengan kondisi kesehatan yang memprihatinkan.
Kantor media pemerintah yang dikelola Hamas di Gaza mengatakan militer Israel menewaskan sedikitnya 50 orang dalam waktu tiga jam pada hari Rabu ketika mereka mencoba mendapatkan makanan dari truk bantuan PBB yang memasuki Jalur Gaza utara.
"Israel menolak pernyataan Perdana Menteri Kanada," kata Kementerian Luar Negeri Israel dalam sebuah pernyataan.
"Perubahan posisi pemerintah Kanada saat ini merupakan hadiah bagi Hamas dan merugikan upaya untuk mencapai gencatan senjata di Gaza dan kerangka kerja untuk pembebasan para sandera."
Seorang pejabat Gedung Putih, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan, "seperti yang dinyatakan presiden, dia akan memberi hadiah kepada Hamas jika dia mengakui negara Palestina, dan dia tidak berpikir mereka seharusnya diberi hadiah. Jadi dia tidak akan melakukan itu. Fokus Presiden Trump adalah memberi makan orang-orang (di Gaza)."
(Arief Setyadi )