Di provinsi Hebei yang berdekatan, 16 orang tewas akibat hujan ekstrem, kata para pejabat. Di kota Chengde, delapan orang tewas, sementara 18 orang masih hilang, demikian dilansir BBC.
Beijing tidak asing dengan banjir, terutama di bulan-bulan musim panas. Salah satu bencana paling mematikan dalam sejarah baru-baru ini terjadi pada Juli 2012, ketika hujan 190 mm mengguyur kota itu dalam sehari, menewaskan 79 orang.
Musim panas ini, banjir telah menimbulkan malapetaka di sebagian besar wilayah China.
Dua orang tewas dan 10 orang hilang di Provinsi Shandong awal bulan ini ketika Topan Wipha melanda China timur. Dua minggu sebelumnya, tanah longsor menewaskan tiga orang di Kota Ya'an, di barat daya negara itu.
Cuaca ekstrem, yang oleh para ahli dikaitkan dengan perubahan iklim, semakin mengancam penduduk dan perekonomian China—terutama sektor pertaniannya yang bernilai triliunan dolar.
Bencana alam pada paruh pertama tahun ini telah merugikan China sebesar 54,11 miliar yuan, kata Kementerian Manajemen Darurat China awal bulan ini. Banjir menyumbang lebih dari 90% kerugian, tambahnya.
(Rahman Asmardika)