Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Banjir Bandang Tewaskan Hampir 200 Orang di Pakistan

Rahman Asmardika , Jurnalis-Sabtu, 16 Agustus 2025 |12:05 WIB
Banjir Bandang Tewaskan Hampir 200 Orang di Pakistan
Banjir bandang melanda wilayah Kashmir yang dikontrol Pakistan. (Foto: X)
A
A
A

JAKARTA – Setidaknya 194 orang tewas dalam 24 jam terakhir akibat banjir bandang dan tanah longsor di Pakistan serta wilayah Kashmir yang dikuasai Pakistan. Bencana ini menyebabkan setidaknya 30 rumah hancur dan sebuah helikopter jatuh selama operasi penyelamatan, menewaskan lima awaknya.

Dilansir BBC, sebagian besar korban tewas—180 orang—dicatat oleh otoritas bencana di provinsi pegunungan Khyber Pakhtunkhwa, Pakistan barat laut. Sembilan orang lainnya tewas di Kashmir yang dikuasai Pakistan, sementara lima orang tewas di wilayah utara Gilgit-Baltistan.

Badan prakiraan cuaca pemerintah menyatakan hujan lebat diperkirakan akan turun hingga 21 Agustus di wilayah barat laut negara itu, di mana sejumlah daerah telah dinyatakan sebagai zona bencana.

Helikopter Penyelamat Jatuh

Kepala Menteri Khyber Pakhtunkhwa, Ali Amin Gandapur, mengatakan bahwa helikopter M-17 jatuh akibat cuaca buruk saat terbang ke Bajaur, wilayah yang berbatasan dengan Afghanistan.

Di wilayah Kashmir yang dikelola India, tim penyelamat mengevakuasi jenazah dari lumpur dan puing-puing pada Jumat (14/08/2025) setelah banjir melanda sebuah desa di Himalaya, menewaskan setidaknya 60 orang dan menghanyutkan puluhan lainnya.

Hujan monsun antara Juni dan September menghasilkan sekitar tiga perempat curah hujan tahunan Asia Selatan. Tanah longsor dan banjir sering terjadi, dan lebih dari 300 orang tewas pada musim tahun ini.

 

Pada Juli, Punjab—yang dihuni hampir separuh dari 255 juta penduduk Pakistan—mencatat curah hujan 73% lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya dan jumlah kematian lebih tinggi dibanding seluruh musim monsun sebelumnya.

Para ilmuwan menyatakan bahwa perubahan iklim telah membuat peristiwa cuaca menjadi lebih ekstrem dan lebih sering terjadi.

(Rahman Asmardika)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement