"Kita juga akan mengundang para ahli budaya dari berbagai negara, terutama mereka yang sudah mengkaji budaya Indonesia, seperti pengamat, penulis, pelaku, serta pecinta budaya Indonesia yang berasal dari berbagai negara," kata Menbud.
“Culture for the Future” menjadi tema utama dari penyelenggaraan CHANDI 2025. Tema ini, lanjut Menbud, bertujuan untuk menyadarkan masyarakat Indonesia bahwa budaya menjadi perekat perbedaaan sekaligus soft power yang sudah dipraktikkan oleh berbagai negara, seperti Amerika dengan Hollywood, India dengan Bollywood, serta Korea Selatan dengan Korean Pop.
"Budaya merupakan continuity dari masa lalu, masa sekarang dan masa depan bangsa. Budaya kita adalah perekat bangsa," tutur Menbud.
Gelaran CHANDI 2025 akan dihadiri oleh para pemimpin dunia, pembuat kebijakan, organisasi internasional, akademisi, seniman, hingga praktisi budaya dari berbagai negara, di antaranya Singapura, Libya, Jordan, Kamboja, Timor Leste, Zimbabwe, Palestina, Thailand, Georgia, Uzbekistan, India, Venezuela, Kenya, Bangladesh, Belgia, United Kingdom, Fiji, Oman, Prancis, Amerika Serikat, Iran, Cyprus, Arab Saudi, Mongolia, Irlandia, Armenia, Albania, Korea Selatan, Pakistan, dan Tanzania.
Sekretaris Jenderal Kebudayaan, Bambang Wibawarta turut menambahkan bahwa CHANDI 2025 diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah Bali dan sekitarnya. Dirinya berharap CHANDI 2025 dan berbagai event kebudayaan lainnya, dapat mendorong perekonomian masyarakat Indonesia.
"Ke depan, Kementerian Kebudayaan akan bekerja sama dengan berbagai instansi terkait dalam menghitung Gross Domestic Product atau GDP dalam menghitung seberapa jauh dampak kebudayaan bagi ekonomi dan penyerapan tenaga kerja Indonesia," ucap Sekjen Bambang.