JAKARTA – Juru bicara sayap bersenjata Hamas, Abu Obaida atau juga dikenal sebagai Abu Ubaidah, telah tewas dalam serangan udara di Kota Gaza, menurut pihak Israel. Dalam unggahan di X, Menteri Pertahanan Israel, Katz, mengatakan bahwa Abu Obaida tewas dalam sebuah “eksekusi yang sempurna” oleh IDF dan badan keamanan Israel, Shin Bet.
Hamas belum mengonfirmasi kematian Abu Obaida.
Sebelumnya, Hamas mengatakan puluhan warga sipil tewas dan terluka dalam serangan udara Israel terhadap sebuah bangunan tempat tinggal di distrik tersebut. Wartawan lokal melaporkan bahwa setidaknya tujuh orang tewas dan 20 orang terluka dalam serangan di lingkungan padat penduduk Al-Rimal di Kota Gaza, termasuk anak-anak.
Serangan pada Sabtu (30/8/2025) terjadi di tengah serangan udara yang sedang berlangsung di Kota Gaza menjelang rencana serangan Israel.
Lima rudal menghantam lantai dua dan tiga apartemen enam lantai di gedung permukiman Al-Rimal secara bersamaan dari dua arah yang berbeda, yang diyakini menargetkan Abu Obaida.
Apartemen yang menjadi sasaran telah digunakan sebagai klinik dokter gigi. Para saksi melaporkan melihat ratusan ribu dolar beterbangan di udara setelah serangan, dengan sejumlah besar uang dicuri oleh penduduk setempat, tetapi kemudian diambil kembali oleh Hamas, demikian diwartakan BBC.
Abu Obaida adalah salah satu dari sedikit anggota senior sayap militer Hamas yang tersisa sebelum serangan pada 7 Oktober 2023 di Israel selatan. Dalam beberapa tahun terakhir, Abu Obeida, yang diyakini berusia 40-an tahun, menjadi wajah publik bagi Hamas dan sayap bersenjata Brigade Al-Qassam selama konflik dengan Israel.
Dalam pidato yang mungkin merupakan pidato terakhirnya pada Jumat (29/8/2025), Abu Obaida mengatakan bahwa nasib para sandera Israel yang tersisa akan sama dengan nasib para pejuang Hamas, memperingatkan Israel agar tidak melakukan invasi yang direncanakan ke Kota Gaza.
Pria yang selalu mengenakan syal Palestina itu merupakan sosok populer di kalangan pendukung Hamas.
Operasi militer Israel di Gaza dimulai menyusul serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober, yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera 251 lainnya. Sejak itu, lebih dari 63.000 warga Palestina telah tewas, menurut Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas.
(Rahman Asmardika)