JAKARTA – Sekitar 622 orang tewas dan lebih dari 1.500 orang terluka akibat gempa bumi yang melanda Afghanistan timur, kata pihak berwenang pada Senin, (1/9/2025), sementara helikopter mengangkut korban luka ke tempat aman dari reruntuhan yang sedang disisir dalam pencarian korban selamat.
Bencana ini akan semakin menguras sumber daya negara Asia Selatan yang sudah bergulat dengan krisis kemanusiaan, mulai dari penurunan tajam bantuan hingga penolakan besar-besaran warga dari negara-negara tetangga.
Gempa berkekuatan 6,0 skala Richter tersebut tercatat pukul 23.47 waktu setempat, menurut Pusat Seismologi Nasional (NCS).
Menurut pernyataan Kementerian Dalam Negeri Afghanistan, lebih dari 1.500 orang terluka dan jumlah korban tewas mencapai 622 orang. Sebelumnya, stasiun televisi pemerintah Radio Television Afghanistan (RTA) menyebutkan jumlah korban tewas sekitar 500 orang.
Di Kabul, ibu kota Afghanistan, otoritas kesehatan mengatakan tim penyelamat sedang berlomba-lomba mencapai desa-desa terpencil yang tersebar di wilayah yang sering dilanda gempa bumi dan banjir.
"Angka dari beberapa klinik saja menunjukkan lebih dari 400 orang terluka dan puluhan orang meninggal dunia," kata juru bicara kementerian, Sharafat Zaman, dalam sebuah pernyataan yang dilansir Reuters. Dia memperingatkan kemungkinan jumlah korban yang lebih tinggi.
Tiga desa hancur di Provinsi Kunar, dengan kerusakan parah di banyak desa lainnya, kata Kementerian Kesehatan.
Hingga Senin pagi, belum ada pemerintah asing yang secara resmi menawarkan bantuan. "Sejauh ini, belum ada pemerintah asing yang menghubungi untuk memberikan dukungan penyelamatan atau bantuan," tegas juru bicara Kementerian Luar Negeri Afghanistan.
Afghanistan terletak di sepanjang garis patahan seismik utama, tempat lempeng tektonik India dan Eurasia bertabrakan, menjadikannya salah satu wilayah paling rawan gempa di Asia. Pegunungan Hindu Kush secara historis telah mengalami gempa yang sering dan mematikan.
Tahun lalu, serangkaian gempa bumi — yang tertinggi berkekuatan 6,3 — melanda Afghanistan, menandai bencana alam paling mematikan di negara itu dalam beberapa tahun terakhir. Lebih dari 1.000 orang tewas akibat bencana itu.
(Rahman Asmardika)