Jihad Islam, kelompok pejuang Palestina lainnya, juga memuji penembakan tersebut tetapi tidak mengklaim bertanggung jawab atas kejadian tersebut.
Persimpangan tersebut terletak di bagian Yerusalem yang direbut Israel dalam perang 1967 dan kemudian dianeksasi dalam sebuah langkah yang tidak diakui oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dan sebagian besar negara.
Kantor Perdana Menteri mengatakan Benjamin Netanyahu sedang mengadakan "penilaian situasi" dengan para pejabat keamanan.
Rekaman Reuters menunjukkan kehadiran polisi dalam jumlah besar di wilayah Ramot setelah penembakan tersebut. Layanan ambulans mengatakan seorang paramedis yang tiba di lokasi kejadian melaporkan bahwa beberapa korban tergeletak di jalan dan trotoar, beberapa tidak sadarkan diri.
"Ini adalah situasi yang sangat serius," kata layanan ambulans mengutip paramedis Fadi Dekaidek.
Militer Israel mengatakan telah mengerahkan tentara ke wilayah tersebut dan membantu polisi dalam pencarian tersangka. Tentara juga beroperasi di wilayah Ramallah di Tepi Barat yang diduduki Israel untuk melakukan interogasi dan "menggagalkan terorisme," katanya.
Pada Oktober 2024, dua warga Palestina, satu bersenjata pistol dan satu lagi bersenjata pisau, menewaskan tujuh orang di Tel Aviv. Pada November 2023, dua pria bersenjata Palestina menewaskan tiga orang di halte bus di Yerusalem. Dinas keamanan Israel menyatakan bahwa para pelaku penembakan di Yerusalem tahun 2023 terkait dengan Hamas.
(Rahman Asmardika)