Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Viral, Pejabat Nepal Bergelantungan di Helikopter untuk Menyelamatkan Diri dari Demonstran

Rahman Asmardika , Jurnalis-Kamis, 11 September 2025 |13:55 WIB
Viral, Pejabat Nepal Bergelantungan di Helikopter untuk Menyelamatkan Diri dari Demonstran
Pejabat Nepal bergelantungan di tali helikopter untuk menyelamatkan diri dari demonstran. (Foto: X)
A
A
A

JAKARTA – Video viral dari demonstrasi berdarah di Nepal memperlihatkan politisi, pejabat, dan keluarga mereka berpegangan pada sling atau tali penyelamat helikopter militer untuk menyelamatkan diri dari massa yang mengamuk. Visual mencengangkan, mirip dengan adegan aksi film Hollywood, terlihat di tengah semakin memanasnya protes yang dipicu larangan media sosial dan kemarahan atas korupsi yang meluas di negara Himalaya tersebut.

Protes yang pecah pada Senin (8/9/2025) telah menyebabkan setidaknya 20 korban jiwa dan kerusakan di sejumlah bangunan, termasuk gedung parlemen yang dibakar massa pada Selasa (9/9/2025). Pada Rabu (10/9/2025), tentara Nepal menjaga jalan-jalan di ibu kota dan memerintahkan warga untuk tetap di rumah dalam upaya memulihkan ketertiban di Kathmandu yang dilanda kekerasan selama berhari-hari.

Pada Selasa, puluhan ribu massa—dipimpin oleh demonstran Generasi Z—merusak rumah beberapa pejabat pemerintah dan membakar gedung parlemen. Mereka juga membakar rumah Menteri Komunikasi dan Teknologi Informasi Prithvi Subba Gurung, melemparkan batu ke kediaman Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Keuangan Bishnu Paudel, Gubernur Bank Rastra Nepal Biswo Paudel, serta menyerang rumah mantan Menteri Dalam Negeri Ramesh Lekhak.

Sebuah video memperlihatkan Menteri Keuangan Nepal dikejar di jalan dan ditendang oleh para pengunjuk rasa sebelum rekaman itu beredar di media sosial. Video lain menunjukkan massa menyerang Menteri Luar Negeri Nepal, Arzu Rana Deuba, dan suaminya, mantan perdana menteri sekaligus ketua Kongres Nepal, Sher Bahadur Deuba, di rumah mereka di Kathmandu.

 

Saat video-video tersebut tersebar di media sosial, helikopter Angkatan Darat berhasil mengevakuasi beberapa menteri dan anggota keluarga mereka. Dalam sebuah video, Deuba terlihat berlumuran darah di wajahnya dan duduk tak berdaya di lapangan sebelum pihak berwenang datang menyelamatkannya.

Video lain menunjukkan sebuah helikopter menyelamatkan beberapa pejabat. Helikopter tersebut, dengan para pejabat di keranjang penyelamatnya, terbang di atas sebuah hotel di Kathmandu. Kepulan asap tebal juga terlihat dalam rekaman tersebut, demikian dilansir NDTV.

Demonstran juga membakar gedung-gedung beserta sel dan pos jaga, serta mendobrak pintu masuk utama sebelum berhamburan ke jalan. Tentara berhasil menghalangi upaya pelarian dan memindahkan para tahanan ke penjara lain.

Aksi protes dimulai setelah pemerintah memblokir platform media sosial, termasuk Facebook, YouTube, dan Instagram, dengan alasan tidak terdaftar serta tidak tunduk pada pengawasan pemerintah. Namun, protes yang meluas juga mencerminkan ketidakpuasan masyarakat, terutama terkait korupsi di kalangan pejabat dan keluarganya.

Banyak anak muda marah karena anak-anak pemimpin politik—yang dijuluki “anak nepo”—dinilai menikmati gaya hidup mewah dan berbagai keuntungan, sementara sebagian besar pemuda kesulitan mencari pekerjaan. Dengan tingkat pengangguran di kalangan muda mencapai sekitar 20 persen pada tahun lalu, menurut Bank Dunia, pemerintah memperkirakan lebih dari 2.000 anak muda meninggalkan Nepal setiap hari untuk mencari pekerjaan di Timur Tengah atau Asia Tenggara.

(Rahman Asmardika)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement