Papua Nugini merupakan negara berkembang yang membutuhkan investasi asing untuk meningkatkan perekonomiannya. Israel menawarkan kerja sama nyata di bidang pertanian modern, teknologi pengairan, serta pengelolaan sumber daya alam.
Dengan menjalin hubungan erat, Papua Nugini berharap bisa mendapatkan transfer teknologi yang dapat membantu swasembada pangan dan memperbaiki kualitas infrastruktur. Palestina, di sisi lain, dinilai tidak bisa memberikan manfaat ekonomi langsung.
Meskipun Papua Nugini menilai keputusannya strategis, kritik datang dari berbagai pihak. Beberapa negara tetangga, termasuk Indonesia, menilai dukungan terhadap Israel tanpa memperhatikan hak-hak Palestina adalah bentuk ketidakadilan.
Selain itu, Papua Nugini juga berpotensi menghadapi dilema diplomatik. Negara-negara mayoritas Muslim di kawasan Asia Tenggara dan Timur Tengah bisa saja mengurangi kerja sama ekonomi atau diplomatik dengan Papua Nugini sebagai bentuk protes.
(Fetra Hariandja)