“Untuk pertama kalinya sejak kemerdekaan, Indonesia memiliki kementerian yang khusus mengemban tanggung jawab untuk melestarikan, mengembangkan, memanfaatkan, dan memperkuat diplomasi budaya bangsa,” tuturnya.
Dalam kesempatan ini, Fadli memaparkan berbagai potensi kerja sama yang dapat dikembangkan antara Indonesia dan Timor-Leste di masa mendatang, antara lain pertukaran seniman dan residensi bersama, festival budaya dan film bilateral, pelatihan teater, kuratorial, dan digitalisasi budaya, peningkatan kerja sama bahasa dan sastra, kolaborasi tenun tradisional, dan produksi film dan dokumenter bersama.
Ia juga menyinggung pesatnya perkembangan industri film Indonesia sebagai salah satu bentuk kemajuan budaya nasional yang dapat menjadi bidang kolaborasi baru. Hingga September 2025, tercatat hampir 60 juta penonton bioskop, dan film lokal menguasai 70 persen pasar box office nasional.
Turut hadir dalam kuliah umum ini, di antaranya Duta Besar RI untuk Timor-Leste, Okto Dorinus Manik; Atase Pendidikan dan Kebudayaan Timor-Leste, Tasrifin Tahara; Rektor UNTL, João Soares Martins; Wakil Rektor bid. Akademik, Samuel Venancio Freitas; serta Wakil Rektor bid. Administrasi dan Keuangan, Helio Xavier Mauquei.
Hadir pula Wakil Rektor bid. Pos-Graduate & Research, Afonso de Almeida; Wakil Rektor bid. Kemahasiswaan, Ligia Tomas Correira; Director Human Rights Center, Armindo Maia; dan Dean of Faculty Of Social dan Political Sciences, Alarico da Costa Ximenes.