Amran menyebut total produksi beras Indonesia tahun ini telah mencapai 33,1 juta ton, dan menargetkan produksi bisa meningkat menjadi 34 juta ton pada akhir tahun.
Daniel mengapresiasi kenaikan produksi beras nasional tersebut. Namun, ia mengingatkan masih banyak petani yang menghadapi beban biaya produksi tinggi akibat harga pupuk, benih unggul, serta distribusi solar subsidi yang belum merata.
“Banyak daerah pertanian yang masih kesulitan mendapatkan pupuk subsidi tepat waktu, sementara harga eceran pupuk non-subsidi naik signifikan. Jadi, efisiensi biaya produksi penting untuk diatasi, karena jika tidak, daya saing petani kita akan terus tergerus,” ungkap Daniel.
“Perlu digarisbawahi, swasembada tidak akan berarti jika petani tetap hidup dalam ketidakpastian dan margin keuntungan yang tipis,” sambung legislator dari Dapil Kalimantan Barat I tersebut.