JAKARTA - Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto menyebut hujan dengan intensitas deras disertai angin kencang dan petir di wilayah Kota Depok, Jawa Barat sejak Jumat sore, bagian dari potensi cuaca ekstrem yang dipicu sejumlah faktor.
"BMKG mendeteksi adanya sirkulasi siklonik di utara dan barat Indonesia. Fenomena ini memicu terbentuknya daerah perlambatan dan pertemuan angin (konvergensi), yang meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah Jabodetabek," ujar Guswanto saat dikonfirmasi, Jumat (17/10/2025).
Ia menambahkan bahwa BMKG memang telah mengeluarkan peringatan dini bahwa wilayah Jabodetabek, termasuk Depok, berpotensi mengalami hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang pada siang hingga malam hari.
"Kondisi cuaca saat ini juga dipengaruhi oleh peralihan musim dan gerak semu matahari yang menyebabkan pemanasan intens di wilayah Indonesia bagian selatan. Hal ini turut memperkuat dinamika atmosfer dan memperbesar peluang terjadinya hujan lebat," jelasnya.
Sebelumnya, hujan dengan intensitas deras disertai angin kencang dan petir melanda wilayah Kota Depok, Jawa Barat pada Jumat sore.
Pantauan iNews Media Digital hujan deras membuat banjir di sejumlah ruas jalan seperti Jalan Ridwan Rais dan Jalan Arif Rahman Hakim, Beji hingga Jalan Raya Pitara, Pancoran Mas, Depok. Sejumlah kendaraan bermotor roda dua maupun empat yang nekat menerobos banjir pun terpaksa mogok karena ketinggian banjir mencapai betis orang dewasa.
Tak jarang hujan deras disertai angin juga membuat pepohonan di sejumlah titik tumbang ke badan jalan.
Saat ini iNews Media Digital tengah meminta data titik genangan banjir dan pohon tumbang di Kota Depok imbas hujan deras disertai angin kencang. Namun, hingga berita ditayangkan pihak terkait belum menanggapi.
Sementara itu, dalam laman Instagram @depok24jam banjir melanda Jalan Raya Pitara dan Jalan Raya Keadilan, Pancoran Mas, Depok membuat sejumlah kendaraan mogok dan terjadi kemacetan. Hujan deras disertai angin kencang masih melanda wilayah Depok hingga saat ini.
(Fetra Hariandja)