Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Menhut Beberkan Kekuatan Muhammadiyah, Salah Satunya Tradisi Kolaboratif dengan Pemerintah

Felldy Utama , Jurnalis-Minggu, 26 Oktober 2025 |23:41 WIB
Menhut Beberkan Kekuatan Muhammadiyah, Salah Satunya Tradisi Kolaboratif dengan Pemerintah
Rakornas PP Muhammadiyah (Foto: Felldy Utama/Okezone)
A
A
A

JAKARTA — Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni mengungkap pandangannya tentang kekuatan Muhammadiyah sebagai organisasi Islam modern di Indonesia. Menurutnya, ada dua hal perbedaan antara Muhammadiyah dengan organisasi Islam lainnya.

Pertama, menurut dia, hubungan antara dunia dan akhirat, yaitu akar kekuatan Muhammadiyah terletak pada kesalehan sosial yang berdampak nyata dalam kehidupan masyarakat. Berdasarkan pengalamannya, kesalehan kader Muhammadiyah lebih bersifat konkret dan berdampak secara sosial.

“Oleh karena itu, Muhammadiyah memiliki amal usaha yang banyak dibanding yang lain, karena kesalehan Muhammadiyah adalah bagaimana kata-kata dapat diwujudkan dalam sosial dan berdampak konkret dalam kehidupan masyarakat,” kata Menhut saat mengisi kuliah pakar dalam Rakornas PP Muhammadiyah di Surakarta, Minggu (26/10/2025).

Menurutnya, karakter inilah yang menjadikan Muhammadiyah tumbuh sebagai organisasi keagamaan keempat terkaya di dunia, karena memiliki tradisi amal usaha, tata kelola organisasi, dan etos kerja yang kuat.

Dia menambahkan, tradisi demokrasi dan organisasi dalam Muhammadiyah adalah modal sosial yang membentuk kader berkemajuan, bukan untuk menilai diri paling benar, tetapi untuk terus berlomba dalam amal saleh yang berdampak bagi masyarakat.

“Ini yang menjadikan Muhammadiyah unik karena itu, memiliki tradisi amal usaha,” ujarnya.

Dalam konteks hubungan antara agama dan politik, Menhut menilai Muhammadiyah memiliki tradisi kolaboratif dengan negara. Sebagai kader Muhammadiyah yang kini berada dalam kabinet Presiden Prabowo Subianto, dia mengingatkan agar kader Muhammadiyah tidak menjadikan politik sebagai persoalan yang kaku dan dikotomis.

“Mohon maaf kalau saya salah, pengalaman kita secara historis memperlihatkan kalau Muhammadiyah gerakan kolaboratif dan adaptasi dengan kekuasaan,” tuturnya.

“Kemampuan kolaborasi dan adaptasi, saya tidak sedang mengatakan Muhammadiyah tidak kritis pada pemerintah tapi bagaimana kritis tapi juga mengambil pelajaran. Dengan kolaborasi itulah Muhammadiyah jadi besar,” kata dia.

(Arief Setyadi )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement