Lebih lanjut, Prabowo mengingatkan masyarakat agar tidak mudah menghakimi para pemimpin.
“Pemimpin itu manusia. Apakah pemimpin mahaparipurna? Ya tidak. Kita punya rasa keadilan di hati kita. Marilah kita menjadi manusia yang jernih, menghormati orang tua dan semua yang berjasa,” tuturnya.
Prabowo kemudian menyinggung nilai luhur budaya Indonesia, khususnya falsafah Jawa “mikul dhuwur mendhem jero”, yang berarti menjunjung tinggi kebaikan seseorang dan menutupi kekurangannya.
“Hal yang baik kita angkat setinggi-tingginya. Kalau ada kekurangan, kita pendam dan kita perbaiki. Tapi janganlah kita teruskan budaya hujat-menghujat, ejek-mengejek. Kita harus kerja keras,” tegasnya.
(Awaludin)