Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Hari Cinta Puspa dan Satwa, Santri dan Sejumlah Elemen Analisis Binatang Liar di Cirebon

Fahmi Firdaus , Jurnalis-Sabtu, 08 November 2025 |16:13 WIB
Hari Cinta Puspa dan Satwa, Santri dan Sejumlah Elemen Analisis Binatang Liar di Cirebon
Hari Cinta Puspa dan Satwa, Santri dan Sejumlah Elemen Analisis Binatang Liar di Cirebon
A
A
A

CIREBON –Indonesia dikenal sebagai negara dengan kekayaan hayati yang melimpah, baik dari ragam tumbuhan maupun satwanya. Oleh karena itu, untuk menumbuhkan rasa cinta dan kepedulian terhadap kekayaan alam, setiap 5 November diperingati Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional (HCPSN).

Direktur Komunikasi dan Kemitraan Yayasan Kehati, Rika Anggraini, menjelaskan, potensi besar jumlah santri di Indonesia dapat menjadi kekuatan nyata dalam menciptakan masa depan yang berkelanjutan.

“Edukasi dan sosialisasi mengenai keanekaragaman hayati Indonesia sangat penting untuk membentuk karakter santri yang peduli dan berwawasan lingkungan,’’ ujar Rika saat kegiatan pengamatan satwa liar di lingkungan Ponpes Khas Kempek Cirebon, dikutip, Sabtu (8/11/2025).

Menurutnya, para santri memiliki peran strategis sebagai agen perubahan dalam menjaga kelestarian alam.

Dari hasil pengamatan yang dilakukan, para santri berhasil mencatat keberadaan berbagai jenis satwa liar yang hidup di sekitar kawasan pesantren, antara lain burung bodol jawa, burung bondol haji, kadal kebun, bunglon taman, ular segitiga merah, dan lain sebagainya.

 Data hasil pengamatan tersebut akan disusun dalam bentuk infografis dan papan informasi yang akan dipasang di area pesantren.

Langkah ini diharapkan dapat menjadi sarana pembelajaran bagi para santri, pengajar, pengunjung, serta masyarakat sekitar pesantren untuk lebih mengenal kekayaan hayati di lingkungannya sendiri.

‘’Program Ekopesantren sendiri bertujuan untuk mengintegrasikan nilai-nilai Islam dengan ilmu pengetahuan tentang lingkungan, sehingga tercipta komunitas pesantren yang hijau, mandiri, dan ramah lingkungan,’’ujarnya.

 

Program ini menjadi strategi penting dalam menjawab tantangan global, seperti kerusakan lingkungan dan perubahan iklim, melalui pendekatan pendidikan berbasis nilai-nilai Islam.

Berdasarkan data Kementerian Agama per 4 Oktober 2025, jumlah santri di Indonesia tahun ajaran 2025/2026 mencapai 1.378.687 orang. Angka ini menunjukkan potensi besar bagi gerakan lingkungan berbasis pesantren.

“Sesuai dengan semangat gerakan anak muda Biodiversity Warriors Kehati, kami berharap para santri di seluruh Indonesia dapat menjadi garda depan dalam menjaga keanekaragaman hayati dan membangun Indonesia yang lestari,” tutup Rika.

(Fahmi Firdaus )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement