JAKARTA - Perundingan damai antara Afghanistan dan Pakistan gagal, meskipun gencatan senjata masih berlangsung antara kedua negara tetangga di Asia Selatan, kata juru bicara Taliban pada Sabtu (8/11/2025).
Zabihullah Mujahid menyatakan negosiasi gagal karena Islamabad bersikeras agar Afghanistan memikul tanggung jawab atas keamanan internal Pakistan, sebuah tuntutan yang ia nilai berada di luar "kapasitas" Afghanistan.
Namun, ia menambahkan, "Gencatan senjata yang telah disepakati belum dilanggar oleh kami dan akan terus dipatuhi."
Pada Jumat (7/11/2025), Menteri Pertahanan Pakistan Khawaja Muhammad Asif mengatakan perundingan damai dengan Afghanistan di Istanbul yang bertujuan mencegah bentrokan perbatasan kembali terjadi telah gagal, tetapi menegaskan gencatan senjata akan tetap berlaku selama tidak ada serangan dari wilayah Afghanistan.
Pasukan Afghanistan dan Pakistan sempat saling tembak di sepanjang perbatasan pada Kamis (6/11/2025), bertepatan dengan dimulainya kembali perundingan damai di Istanbul.
Presiden Turki Tayyip Erdogan bertemu Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif di Baku pada Sabtu dan berharap perundingan tersebut dapat "memperoleh hasil menuju stabilitas yang langgeng," serta menyatakan bahwa Turki akan terus memainkan perannya, menurut pernyataan dari kantornya.
Militer Pakistan dan Afghanistan bentrok bulan lalu, menewaskan puluhan orang dalam kekerasan terburuk sejak Taliban kembali berkuasa di Afghanistan pada 2021.
Kedua pihak menandatangani gencatan senjata di Doha pada Oktober, tetapi putaran kedua negosiasi di Istanbul pekan lalu berakhir tanpa kesepakatan jangka panjang karena ketidaksepakatan mengenai kelompok militan yang memusuhi Pakistan yang beroperasi di Afghanistan.
Selama beberapa dekade, Pakistan dan Taliban menikmati hubungan yang hangat, tetapi hubungan tersebut memburuk tajam dalam beberapa tahun terakhir.
Bentrokan pada Oktober terjadi setelah serangan udara Pakistan di awal bulan di Kabul dan lokasi lain yang menargetkan pemimpin Taliban Pakistan.
(Rahman Asmardika)