JAKARTA – Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menjenguk para korban ledakan SMAN 72 Jakarta Utara yang masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Yarsi, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Sabtu (8/11/2025). Kepada para korban, Gus Ipul memastikan akan memberikan bantuan.
"Dari kami tentu ada tiga (jenis bantuan). Pertama, perlindungan dan jaminan sosialnya, termasuk biaya pengobatan dan segala macam, pasti ini akan ditanggung oleh pemerintah," ujarnya.
Kedua, lanjut Gus Ipul, Kemensos juga akan memberikan bantuan berupa rehabilitasi medis dan sosial. Setelah itu, akan dilakukan asesmen terhadap para korban untuk mendapatkan bantuan pemberdayaan.
"Pendamping kami yang akan menindaklanjuti, melakukan asesmen, kemudian memberikan dukungan yang diperlukan. Orangtua akan kita ajak dialog, kemudian siswa-siswanya juga akan kita ajak bicara, kebutuhan apa yang paling mendesak dan paling dibutuhkan," ujarnya.
Saat ini, 15 siswa masih dirawat di RS Yarsi. Satu korban yang mengalami luka berat mendapatkan perawatan di ruang ICU, sedangkan 14 korban lainnya dirawat di ruang biasa.
Gus Ipul juga berdialog dengan para korban dan orangtua mereka. Para korban menceritakan ledakan terjadi saat Sholat Jumat di masjid, di mana posisi mereka berada di barisan belakang. Beberapa mengeluhkan gangguan pendengaran atau telinga berdenging akibat suara ledakan, namun kondisinya perlahan membaik.
"Kami berdialog dengan para orangtua, kami berdialog juga dengan pasien-pasiennya, dan alhamdulillah, kami bisa mendengarkan apa yang mereka ceritakan dengan baik. Mereka optimis bisa segera pulih karena mendapatkan penanganan yang baik," kata Gus Ipul.
"Mereka tentu belum bisa menceritakan secara detail karena rata-rata masih kaget dan kemudian menyelamatkan diri," tambahnya.
Direktur Medis RS Yarsi, dr. Muhammadi, mengatakan 14 pasien berada dalam kondisi stabil. Namun, dokter spesialis THT akan melakukan pemeriksaan lanjutan untuk memantau kondisi pendengaran mereka.
"Memang ada beberapa yang mengalami gangguan pendengaran, ini sedang kami lakukan anamnesis dan diagnostik lanjutan oleh dokter spesialis THT. Kondisi ini akan di-review untuk melihat seberapa berat gangguan pendengarannya," ungkap Muhammadi.
Sementara itu, satu korban yang dirawat di ICU mengalami luka bakar sekitar 30 persen. Ledakan terjadi di area SMAN 72 Jakarta Utara pada Jumat, 7 November 2025 siang. Hingga kini, polisi masih menyelidiki penyebab insiden tersebut.
(Arief Setyadi )