Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Korban Ledakan di SMAN 72 Jakarta Bertambah Jadi 96 Orang, Puluhan Masih Dirawat

Riyan Rizki Roshali , Jurnalis-Minggu, 09 November 2025 |09:49 WIB
Korban Ledakan di SMAN 72 Jakarta Bertambah Jadi 96 Orang, Puluhan Masih Dirawat
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Budi Hermanto (foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA – Polisi menyampaikan perkembangan terkini terkait ledakan yang terjadi di SMA Negeri 72, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Polisi menyebutkan, saat ini jumlah korban ledakan tersebut bertambah menjadi 96 orang.

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Budi Hermanto menjelaskan, dari jumlah tersebut, sebanyak 29 orang masih menjalani perawatan medis, sementara 67 orang lainnya sudah diperbolehkan pulang setelah kondisinya membaik.

“Kami tekankan jumlah korban 96 orang. Saat ini yang dirawat berjumlah 29 orang, dengan rincian 14 di Rumah Sakit Islam Jakarta, 14 di Rumah Sakit Yarsi, dan 1 di Rumah Sakit Pertamina. Sementara 67 orang lainnya sudah pulang ke rumah dalam kondisi lebih baik,” kata Budi, Minggu (9/11/2025).

Angka korban ini meningkat dari data sebelumnya yang sempat disebut sebanyak 54 orang. Menurut Budi, data tersebut bersifat dinamis karena korban terus berdatangan ke fasilitas kesehatan dan dilakukan verifikasi ulang oleh petugas.

“Makanya kemarin saat doorstop kami sampaikan 54 orang korban, karena memang data masih bergerak. Setelah dilakukan pendataan ulang, jumlah korban kini mencapai 96 orang,” ujar dia.

 

Sebelumnya, Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menjenguk para korban ledakan SMAN 72 Jakarta Utara yang masih dirawat di Rumah Sakit Yarsi, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Sabtu (8/11/2025). Kepada para korban, Gus Ipul memastikan seluruh biaya pengobatan akan ditanggung oleh negara.

“Dari kami tentu ada tiga (jenis bantuan). Pertama, perlindungan dan jaminan sosial, termasuk biaya pengobatan dan kebutuhan lainnya, pasti akan ditanggung oleh pemerintah,” katanya.

Selain itu, Kemensos juga akan memberikan bantuan berupa rehabilitasi medis dan sosial. Setelah itu, dilakukan asesmen terhadap para korban untuk menentukan bentuk bantuan pemberdayaan yang dibutuhkan.

“Pendamping kami akan menindaklanjuti, melakukan asesmen, dan memberikan dukungan yang diperlukan. Orang tuanya akan kami ajak berdialog, begitu juga siswa-siswanya, untuk mengetahui kebutuhan yang paling mendesak,” jelas Gus Ipul.

(Awaludin)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement