Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Zelensky Ungkap Isu yang Buat Rencana Perdamaian Rusia-Ukraina Tak Kunjung Rampung

Rahman Asmardika , Jurnalis-Selasa, 02 Desember 2025 |10:22 WIB
Zelensky Ungkap Isu yang Buat Rencana Perdamaian Rusia-Ukraina Tak Kunjung Rampung
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. (Foto: EPA)
A
A
A

JAKARTA - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky bertemu dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron di Paris, dan berbicara dengan para pemimpin Eropa tentang rencana perdamaian untuk menyelesaikan konflik dengan Rusia. Zelensky dan sekutu Eropa Kyiv berupaya merevisi rencana perdamaian yang dianggap menguntungkan Rusia.

Diwartakan BBC, Zelensky mengatakan prioritas Kyiv dalam perundingan damai untuk mengakhiri perang dengan Rusia adalah mengamankan jaminan keamanan yang kuat dan mempertahankan kedaulatan Ukraina. Dia mengakui bahwa "masalah teritorial adalah yang paling sulit", karena Moskow terus menuntut Ukraina menyerahkan wilayah-wilayah di Donbas timur yang masih dikuasainya, tuntutan yang menurutnya tidak akan pernah dipenuhi Kyiv.

Para negosiator Ukraina dan Amerika Serikat (AS) menyelesaikan pertemuan dua hari di Florida untuk merevisi rencana perdamaian yang dianggap menguntungkan Rusia.

Gedung Putih memberikan nada positif pada perundingan Senin (1/12/2025), dengan Sekretaris Pers Karoline Leavitt mengatakan bahwa pemerintah "merasa sangat optimis" tentang tercapainya kesepakatan untuk mengakhiri perang.

 

Sementara itu, Zelensky lebih berhati-hati, menulis di X bahwa perundingan tersebut "sangat konstruktif" tetapi ada "beberapa masalah sulit yang masih harus diselesaikan".

Utusan khusus AS Steve Witkoff, yang menghadiri perundingan dengan delegasi Ukraina, kini menuju Rusia untuk bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Selasa (2/12/2025). Witkoff telah berbicara dengan Zelensky, Macron, kepala negosiator Ukraina Rustem Umerov, dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, dan diperkirakan akan menyampaikan hasil perundingan tersebut kepada Putin.

Eropa Ingin Dilibatkan

Presiden Macron mengatakan bahwa saat ini "belum ada rencana perdamaian final yang bisa dibicarakan". Ia juga menegaskan bahwa proposal semacam itu hanya dapat digarap dengan masukan dari Ukraina dan Eropa. Para pemimpin Eropa telah berusaha mendapatkan tempat di meja perundingan sejak rencana perdamaian bocor, dan mendesak AS untuk melibatkan mereka dalam penyusunan perjanjian apa pun di masa mendatang.

Meskipun masalah wilayah menjadi poin utama yang diperdebatkan, isu jaminan keamanan bagi Kyiv juga terbukti kontroversial.

Kyiv dan mitra-mitra Eropanya sangat menginginkan Ukraina diberikan jaminan keamanan—seperti keanggotaan NATO—yang akan melindunginya dari serangan ulang.

 

Namun, Rusia dengan keras menentang hal ini dan Donald Trump juga telah mengesampingkan kemungkinan Ukraina bergabung dengan aliansi militer tersebut.

Di luar meja perundingan, perang terus berlanjut.

Pada Senin, serangan rudal Rusia di Dnipro menewaskan setidaknya empat orang dan melukai 40 lainnya, menurut pihak berwenang. Laporan yang belum dikonfirmasi menyebutkan serangan tersebut melibatkan rudal balistik.

Dorongan diplomatik terbaru ini muncul di tengah skandal korupsi serius yang menjerat Zelensky. Kepala stafnya, Andriy Yermak, yang juga memimpin delegasi Ukraina dalam perundingan damai, mengundurkan diri pada Jumat (28/11/2025) setelah penyidik antikorupsi menggerebek rumahnya—meskipun ia belum dituduh melakukan kesalahan. Dua menteri kabinet juga telah dipecat.

(Rahman Asmardika)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement