JAKARTA – Rentetan kecelakaan kapal tongkang batu bara menabrak jembatan Ampera di Sungai Musi meresahkan masyarakat. Pemerintah pun diminta turun tangan untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap izin pelayaran.
“Pemerintah provinsi dan instansi terkait harus lebih serius mengawasi transportasi batu bara di Sungai Musi. Ini bukan sekadar isu infrastruktur, tetapi juga menyangkut keselamatan warga dan kelestarian lingkungan,” ujar Anggota Komisi XII DPR, Yulian Gunhar, Kamis (11/12/2025).
Misalnya, pada Minggu, 7 Desember 2025, kata Gunhar, kapal tongkang pengangkut batu bara kembali menabrak Jembatan Ampera. Ia menilai, kecelakaan yang sudah sering terjadi turut dipicu dugaan kelebihan muatan dan minimnya perhitungan terhadap ketinggian debit air.
“Kita tidak bisa terus-menerus membiarkan insiden ini terjadi. Evaluasi menyeluruh harus dilakukan, dan perusahaan yang melanggar harus diberi sanksi tegas,” katanya.
Menurutnya, ada sejumlah pihak yang kerap terlibat insiden di perairan Sungai Musi namun tetap beroperasi tanpa pengawasan memadai. Di sisi lain, ia juga menyoroti meningkatnya produksi batu bara di Sumatera Selatan. Meski menambah pendapatan daerah, namun ada risiko dan kerusakan lingkungan yang harus jadi perhatian.
“Regulasi yang ada cenderung dikesampingkan. Jika pemerintah tidak bersikap tegas, dugaan adanya kongkalikong atau penyelewengan dalam pemberian izin patut dipertanyakan,” tuturnya.
Pemerintah, menurutnya, harus bertindak tegas terhadap pihak pemberi izin maupun operator kapal yang tak menaati aturan. “Usut dan tindak pelaku angkutan tongkang yang menyebabkan insiden ini. Jika insiden seperti ini terus berulang, maka pihak yang harus paling bertanggung jawab adalah mereka yang memberi izin transportasi kepada tongkang tersebut,” pungkasnya.
(Arief Setyadi )