Menurutnya, dinamika dalam organisasi adalah keniscayaan, tetapi persatuan dan marwah jam’iyah harus selalu ditempatkan di atas kepentingan kelompok atau pribadi. Karena itu, ia mengajak seluruh warga NU untuk memperkuat nilai-nilai dasar di tengah berbagai dinamika yang berkembang, yakni tawassuth (moderat), tawazun (seimbang), tasamuh (toleran), dan i’tidal (tegak lurus).
“Nilai-nilai ini hanya dapat dijaga dengan sikap patuh pada kepemimpinan tertinggi organisasi, dan kesediaan untuk menahan diri dari sikap yang berpotensi memecah belah ukhuwah nahdliyah,” tuturnya.
Dengan berpegang teguh pada prinsip tersebut, dia menyakini, NU akan tetap menjadi rumah besar yang teduh bagi seluruh warganya.
“Serta terus berperan aktif dalam merawat persatuan umat dan keutuhan bangsa Indonesia,” katanya.
(Erha Aprili Ramadhoni)