Korban, yang diidentifikasi sebagai Don Patchaphan, tewas di tengah kawasan permukiman dekat sebuah sekolah, menurut pernyataan Angkatan Darat Thailand. Juru bicara Pemerintah Thailand, Siripong Angkasakulkiat, mengutuk Kamboja karena sengaja menembaki daerah sipil, dan mengatakan bahwa tindakan tersebut “kejam dan tidak manusiawi.”
Thailand sebelumnya melaporkan kematian warga sipil selama konflik yang kembali memanas, tetapi sebagian besar dari mereka sudah memiliki masalah kesehatan bawaan dan meninggal selama evakuasi.
Kamboja telah mengerahkan peluncur roket BM-21 yang dipasang di truk dengan jangkauan 30–40 kilometer (19–25 mil). Masing-masing dapat menembakkan hingga 40 roket sekaligus, tetapi tidak dapat ditargetkan secara tepat. Roket-roket tersebut sebagian besar mendarat di daerah-daerah yang sudah dievakuasi.
Otoritas Thailand mengatakan Kamboja telah meluncurkan ribuan roket hampir setiap hari. Sementara itu, Thailand telah melakukan serangan udara dengan pesawat tempurnya, dan Kamboja mengatakan pemboman berlanjut pada Minggu. Kedua belah pihak juga menggunakan drone untuk pengawasan dan pengiriman bom.