Pada skala global-regional, tercatat perbedaan tekanan lebih dari 10 hPa antara Guangxi dan Hong Kong pada 21 Desember 2025 yang mengindikasikan adanya perambatan seruakan dingin (cold surge) dari Asia menuju Indonesia. Hal ini memicu peningkatan intensitas hujan di sebagian besar wilayah Indonesia. "Kondisi ini diperkirakan masih akan terjadi terutama saat periode Natal 2025," tulis BMKG.
Kemudian, BMKG mencatat kondisi suhu muka laut yang hangat dapat meningkatkan potensi penguapan di Pesisir Barat Aceh hingga Lampung, Selat Malaka, Perairan Selatan Kepulauan Natuna, Perairan Barat Kalimantan Barat, Perairan Timur Kalimantan Timur, Perairan Timur Kalimantan Utara, Perairan Utara Jawa bagian Barat–Tengah, Teluk Cenderawasih, Teluk Bone, Laut Sulawesi, Laut Maluku, Laut Banda, hingga Samudra Pasifik Utara Papua. Kondisi La Niña lemah juga ikut meningkatkan potensi hujan di wilayah Indonesia bagian timur.
Selanjutnya, kombinasi antara Madden-Julian Oscillation (MJO) dan gelombang atmosfer diprakirakan aktif di Samudra Hindia Barat Aceh, Samudra Hindia Barat Kepulauan Nias, serta Selat Malaka bagian utara, yang berkontribusi pada peningkatan pertumbuhan awan hujan di wilayah tersebut.
Bibit Siklon Tropis 93S, dengan tekanan di pusat 985 hPa dan kecepatan maksimum di dekat pusat sebesar 55 knot, diperkirakan berada di Samudra Hindia barat daya Banten dengan arah pergerakan ke barat. Bibit siklon tropis ini berpotensi dalam 48 jam ke depan menjadi siklon tropis dengan kategori tinggi.