JAKARTA- Elektabilitas partai Islam semakin meredup jelang Pemilu 2014. Hasil survei Lembaga Klimatologi Politik (LKP) menujukkan elektabilitas partai berbasis Islam menempati urutan terbawah.
Menurut CEO LKP, Usman Rachman, partai berbasis Islam terdiri dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Bulan Bintang (PBB).
"Kenapa partai Islam terbenam, di antaranya karena mencerminkan kepentingan kelompok, karakter figur, pemenuhan administrasi-administrasi, spirit NKRI, Pancasila, UUD 1945, demokrasi dan Kebhinekaan Indonesia cenderung dalam tataran verbal belum menjadi ideologi," katanya saat jumpa pers di Hotel Grand Menteng, Jakarta Timur, Minggu (28/4/2013).
Sejumlah kader partai Islam yang terjerat kasus korupsi juga ikut mempengaruhi elektabilitas partai. Seperti PKS, mantan Presidennya, Lutfhi Hasan Ishaaq terjerat kasus dugaan suap pengurusan kuota impor daging sapi.
"Impian PKS untuk menjadi pemenang Pemilu 2014 hanya tinggal impian, mengingat kasus korupsi yang menjerat mantan Presiden PKS Lutfhi Hasan Ishaaq cukup membuat publik meragukan komitmen partai itu terhadap pemberantasan korupsi," tukasnya.
Tak berbeda dengan PKS, partai Islam seperti PKB dan PPP, gaungnya sangat kurang menjelang Pemilihan Presiden 2014 mendatang dan masih terlihat biasa saja terkait dengan visi dan misi serta program-programnya bagi kemajuan bangsa.
Begitu juga dengan PAN, elektabilitasnya saat ini jauh dibandingkan dengan Pemilu 2004 dan 2009. Pasalnya, partai yang dipimpin Hatta Rajasa itu belum benar-benar bisa menjadi partai pelopor reformasi. Sementara, PBB terlihat kurang siap menjadi partai pemenang pada Pemilu di 2014.
Usman menambahkan, dari segi ketokohan partai atau pemimpin partainya juga masih sebatas level manajerial dan belum sampai pada solidarity maker bagi umat Islam.
"Mereka tidak memiliki kapasitas sebagai vote getter dalam Pemilu. Sebab mereka masih banyak membutuhkan artis-artis ngetop untuk menjadi pendulang suara pada Pemilu 2014 nanti," simpulnya.
(Tri Kurniawan)