KEFAMENANU - Warga masyarakat yang bermukim di Desa Oenaem, Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur ternyata sudah tidak bisa menggunakan jembatan kecil (duiker) untuk bisa melintas menggunakan mobil, karena sudah ambruk diterjang banjir lima tahun silam.
Agar bisa melintas warga setempat terpaksa membangun sebuah jembatan darurat yang konstruksinya hanya memakai kayu bulat yang diambil dari hutan terdekat. Mereka mengaku khawatirk sewaktu-waktu bisa roboh saat kendaraan melintas.
Meskipun begitu, untuk keperluan mendesak warga tetap melintas walau hanya bisa menggunakan sepeda motor saja.
Jembatan kecil ini menghubungkan antara Kecamatan Insana Tengah dan Kecamatan Biboki Selatan tersebut memang diketahui lolos dari perhatian pemerintah, padahal sudah rusak sejak dua kepemimpinan Bupati TTU.
“Jembatan ini sudah rusak sejak tahun 2008 lalu sehingga warga akhirnya buat jembatan pakai kayu, pada tahun 2011 lalu. Kalau musim hujan, anak-anak di desa kami tidak bisa bersekolah karena ketinggian air menutupi jembatan kayu ini,” kata Imaculata Naisanit warga Desa Oenaem di Oenaem TTU, Minggu, (25/08/2013).
Imaculata menyebutkan, masalah ini sudah pernah disampaikan dalam musyawarah perencanaan pembangunan desa (Musrembangdes), dan berulangkali mengusulkan hal itu kepada pemerintah kabupaten, namun hingga kini tidak pernah ditindaklajuti.
“Sudah lima tahun ini, mobil tidak pernah melintas, akibatnya daerah kami ini sekarang sudah terisolir. Kami juga hanya pikirkan sekolah anak-anak saat musim hujan nanti,” jelasnya.
Dia berharap pemerintah daerah TTU bisa memperhatikan keluhan warga tersebut dan secepatnya membangun kembali duiker yang baru yang tentunya harus lebih baik kulaitasnya, sehingga bisa bertahan lama dan bermanfaat bagi warga.
(Catur Nugroho Saputra)