DALAM berbagai literatur sejarah Indonesia, orang awam lebih mengenal peristiwa Bandung Lautan Api. Sebuah peristiwa bumi hangus sebagai opsi “alternatif” antara keengganan Bandung dikuasai begitu saja oleh sekutu dan keharusan menaati ultimatum pemenang Perang Dunia II itu.
Nah, ternyata peristiwa bumi hangus tidak hanya terjadi di “Kota Kembang”. Melainkan juga di Bekasi, sebuah wilayah di pinggir timur Jakarta. Meski tajuknya berbeda, namun rangkaian peristiwanya jauh berbeda.
Peristiwa Bekasi Lautan Api tak lepas dari rangkaian peristiwa jatuhnya sebuah Pesawat Dakota sekutu yang berisikan sekira 25 personel militer Inggris dari Mahratta Light Infantry.
Pesawat dengan tujuan Jakarta-Semarang itu terpaksa mendarat darurat setelah mengalami kerusakan mesin di sebuah kawasan di Rawa Gatel, Cakung yang dulunya, masih wilayah Bekasi pada 23 November 1945.
Jatuhnya pesawat itu sontak jadi perhatian warga. Seperti halnya masyarakat saat ini yang acap berkerumun jika terjadi suatu insiden atau peristiwa, masyarakat di Cakung saat itu juga begitu. Namun kerumunan masyarakat itu dianggap seperti pengepungan oleh para personel sekutu yang selamat.
Singkat kata, terjadilah tembak-menembak hingga akhirnya para korban selamat jatuhnya pesawat itu ditahan. Sayangnya baik dalam perjalanan maupun dalam penahanan gerilyawan, masing-masing dari mereka hanya tinggal nama.