Obama Akui Komunikasi di Benghazi Tidak Optimal

Fajar Nugraha, Jurnalis
Jum'at 19 Oktober 2012 09:51 WIB
Serangan ke Konsul AS di Libya (Foto: AFP)
Share :

WASHINGTON - Mendapatkan kecaman keras dari pihak Partai Repulik atas serangan Konsulat Amerika Serikat (AS) di Benghazi, Libya, Presiden Barack Obama menyatakan responsnya tidak menimbulkan kebingungan. Namun Obama mengakui bahwa komunikasi antar lembaga pemerintah tidak optimal.

Dalam wawancara dengan The Daily Show yang dipandu oleh Jon Stewart, Obama menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi pada insiden 11 September tersebut. Rakyat AS amat memperhatikan masalah ini, setelah Duta Besar AS untuk Libya Chris Stevens dan tiga orang stafnya tewas dalam kejadian ini.

"Saya hanya akan bicara seperti ini. Bila empat orang warga AS terbunuh, tentunya (komunikasi) tidak optimal. Kami akan memperbaiki hal ini. Semuanya," tegas Obama, kepada The Daily Show, seperti dikutip Yahoo News, Jumat (19/10/2012).

"Dan apa yang terjadi sebenarnya, di saat masa kepresidenan saya, bahwa operasi ini berada di bawah kendali pemerintah dan kadang menimbulkan kekacauan. Kini kami harus mencari tahu apa yang terjadi dan memperbaiki segalanya," imbuhnya.

Ketika Stewart menanyakan apakah kebingungan dalam pemerintah untuk merespons serangan, Obama hanya mengatakan, "kami tidak bingung dengan fakta bahwa empat warga Amerika tewas terbunuh."

"Saya tidak bingung mengenai fakta bahwa kami harus meningkatkan keamanan korps diplomatik, di seluruh dunia. Saya tidak bingung mengenai fakta bahwa kami harus menyelidiki apa yang sebenarnya harus diperbaiki. Dan tentunya saya tidak bingung mengenai fakta bahwa kami akan memburu pelaku (serangan)," tegas Obama.

Pada kampanye di Rose Garden, 12 September lalu, Obama menyebutkan serangan di Benghazi sebagai aksi teror, seperti halnya serangan 11 September 2001. Dirinya juga mengulangi pernyataan itu di Las Vegas dan Colorado.

(Fajar Nugraha)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya