BANGKOK - Militer Thailand mulai mengambil langkah untuk membentuk pemerintahan baru. Di antaranya dengan melaksanakan pemilihan umum (Pemilu).
Keterangan tersebut dilontarkan oleh Pemimpin Militer Thailand Jenderal Prayuth Chan Ocha. Dijelaskan Prayuth, pada Juli 2015 akan ada penunjukan Dewan Reformasi dan Komite Penyusunan Konstitusi.
Dengan adanya kedua badan pemerintah tersebut, ditargetkan Pemilu Thailand bisa dihelat pada Oktober 2015. Namun, dalam pernyataannya, Prayuth tidak menyebutkan soal referendum publik, hal tersebut padahal merupakan satu tuntutan masyarakat Thailand.
"Militer Thailand menginginkan pemilu digelar di bawah konstitusi yang baru, bila kita bisa sampai di titik itu maka pemilu yang adil dan bebas bisa terwujud," sebut Prayuth, seperti dikutip dari Washington Post, Sabtu (28/6/2014).
"Jadi pemilu yang bersih dan adil ada di bawah konstitusi akan menjadi fondasi kokoh bagi demokrasi Thailand," tambah Prayuth.
Roda pemerintahan Thailand semenjak sebulan lalu dipegang oleh Militer. Hal tersebut terjadi setelah kudeta dilancarkan.
Walau menuai kritikan tajam, Militer Thailand mengatakan punya alasan kuat mengapa kudeta diambil. Disebutkan mereka, kudeta merupakan cara satu-satunya bagi Thailand untuk keluar dari krisis.
(Andreas Gerry Tuwo)